Rabu, 06 Agustus 2008

Mantra ”Nulis Ajah”

Benar kata anak saya kalau lagi resah gelisah ... nulis ajah.... pasti deh dijamin kalau rumah tertutup tidak akan ada tukang ngamen yang mampir ... bhuehe..... (memang sengaja menghadirkan jaka sembung... heu).

Nulis ajah kayak sebuah mantra di rumah saya... walau kami tahu mantra nulis ajah di rumah saya, nulis yang tidak pake pakem... yap nulis ajah sesuka hati, sesuka otak dan perasaan mau kemana membawa jari di atas kertas kosong or keyboard...

Entah sejak kapan mantra itu hadir di rumah saya, tapi sepertinya sejak anak-anak saya suka menulis di buku harian sejak mereka berdua SD. Sebetulnya ada juga dampak buruknya akibat dari sok atuh nulis ajah karena anak saya jadi kurang gaul di lingkungan rumah, mungkin karena disibukan kegiatan sekolah dan sampai di rumah sibuk menulis buku harian yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam... jadi gak sempat main di lingkungan rumah.

Kedua-duanya anak saya memiliki beberapa buku harian sejak SD, SMP, SMA, sampai dengan PT sambung menyambung, Oya anak saya yang ke dua memberinya nama bagi buku hariannya yaitu ”Diary Mentary” huuy... mungkin terinspirasi oleh saya yang selalu memberi nama pada kucing-kucing yang mampir ke rumah... bener loh.

Pada umumnya buku harian itu kan RHS ya ??!! (seperti anak saya yang pertama selalu berhasil menyembunyikannya, dan saya gak bisa ngintip ke dalamnya), tetapi tidak demikian dengan si bungsu ehmm... yang seharusnya si Diary ”Mentari” adalah benda ”amniyah” alias TOP SECREET tapi kenyataannya si Diary Mentari suka ”geletakan” serampangan, dan sayalah yang selalu merapikan dan menyimpan pada tempatnya tentunya dengan bonus saya bisa ngintip dulu dengan asyyik....hehehe.....

Ada seeh jeda-jeda anak saya malas menulis di Diarynya... tapi selalu saya semangati ...hey... dah nulis belum hari ini... biasakan untuk selalu nulis setiap hari... dengan pikiran saya menembus masa 15 tahun yad ... Diary Mentary jadi sesuatu yang istimewa atau jadi buku untuk dihadiahkannya pada saya ibunya... kan saya pembaca setia karya-karyanya yang percaya bakat itu ada.... huuy...

Segala sesuatu ada masanya... sunnatullah. Begitu pula masa ”kencan” anak saya dengan diarynya mulai mengalami masa-masa ”ngcut” atau ”dicut” karena sudah pindah ke lain hati persisnya seeh ... pindah ke media lain, ke ranah blog yang orang lain bisa ngintip ke dalamnya... yang sebenarnya seeh kadaaaang, tulisan tersebut gak semestinya tuk dipublikasikan ke orang lain seperti ngebuka perasaan dan atau emosi-emosi lainnya..... tapi alakulihal ternyata di ranah blog punya ”tatanan” sendiri ya tentu saja ada positif dan negatifnya (tapi tetep seeh sesekali sempat juga kencan ”nulis ajah” dengan Diary Mentarynya)...

Bagi saya dimanapun dan apapun medianya, saya tetap (SOSRO bgd ya) menganggap mantra nulis ajah adalah hal yang lebih banyak positifnya bagi perkembangan perasaan atau emosi saya dan kedua anak saya, kita bisa mengeksplorasi perasaan sepuas kita mau... dan saya memiliki keyakinan nulis ajah adalah katarsis jiwa atau pengeluarani ”baju kotor” dalam dada kita, soal pakem EGP ajah.

Muaranya dari itu semua adalah seperti yang saya tulis di atas, bener deh saya berharap anak saya dapat mengumpulkan tulisan-tulisannya baik yang di Diary Mentari maupun di Jampasirunik untuk dijadikan buku spesial untuk saya... pleasessss de yak...yak... (saya suka bgd membaca tulisan cheetah yang ketika baca, saya seperti sedang jalan-jalan pagi di prairi sambil bawa anak kecil lucuuu belajar jalan.... menyenangkan...hhe soalnya saya ibunya)...

PS ... ayo...ayo... kumpulin tulisannya yang di MentarY juga dan tentu saja yang di Jampasirunik terus di bikin CD atau dibundel hard cover di tempat potocopy yang cuanggih ....buatquh... ibumu.... ibumu... ibumu...

-----------------------------------------------------------------------------------------------


Tidak ada komentar: