Jumat, 27 Juni 2008

tiga wanita cahaya

3 Wanita Cahaya

Saya bertemu dengannya beberapa kali pada kesempatan ketika beliau mengisi berbagai forum kajian islam. Pada kali ke… saya datang ke JR di SMPN-3… dengan bahasan (kalau tidak salah) “Peran Muslimah sebagai Sokoguru Peradaban” (lupa judul persisnya).


Saya membayangkan akan mendapatkan materi yang melambung-lambung ke langit ke tujuh dan saya akan tergugu-gugu tidak bisa mengikuti, karena sulitnya… (hhe biasa suka mengembangkan prasangka karena judul). Setelah beliau membuka dengan tahmid dan salawat

… ternyata beliau menyampaikan hal-hal yang sangat membumi dan keseharian diawali dengan menceritakan putra-putrinya, yang salah satu putrinya adalah seorang pendaki gunung dan beliau sangat mensuport akan hal tersebut siapa diaaaA…… namanya Azka Madihah. Dan entah kenapa sudah berkali-kali mendengarkan taujih beliau dari yang judulnya melangit sampai yang tidak berjudul selalu mampu membuat saya menangis… (ingat akan amalan saya yang sering ditunda-tunda, dan lantas saya menyesali akan hal itu T.T.)


Menurut beliau bahwa di rumahlah pondasi awal tempat menempa anak-anak kita mau dijadikan seperti apa, di rumahlah seharusnya visi tentang Surga digrafir di langit qalbu anak-anak kita… Waaw saya tidak pernah berani untuk mengukir surga di langit rumah sekalipun, tetapi ternyata menurut beliau dengan visi surga maka segala potensi yang kita miliki akan dikerahkan untuk mencapainya… itu sih yang ketangkep oleh saya dan saya menangis karena menyesal kenapa saya tidak pernah mengukir visi surga di qalbu anak-anak saya… ya beliau adalah Ibu Tyas Soekanto akademisi sekaligus daiyah yang telah banyak memberi inspirasi luar biasa bagi peningkatan keimanan saya.


Ibu yang luar bioasa selanjutnya adalah ….saya bertemu dengan beliau ketika ada acara di GIC Bukit Cengkeh, saya tidak tahu bahwa beliau isteri petinggi salah satu partai yang katanya partai da’wah, karena waktu itu beliau mau saja mengangkat-angkat dus air mineral tanpa minta bantuan padahal ketika itu beliau juga Ketua Panitia… bayangkan saya yang sudah lama kerja di instansi pemerintah menyaksikan hal ini sungguh ajaib ajah… beliau adalah isteri Ustadz. Ir. Tifatul SEmbiring Presiden Partai Da’wah…


Pada waktu berikutnya saya berkesempatan dapat mendengarkan langsung suaranya yang lembut menentramkan tentang prinsip-prinsip hidupnya yang membuat saya bergumam lirih subahanallah demikian dalam filosofi hidupnya tentang da’wah dan tentang berbagai peran yang diembannya. Yap bu Yayuk mengibaratkan setiap peran adalah topeng-topeng saja, yang sejatinya kan hanya hamba Allah saja… sebagai A, sebagai B, sebagai C adalah topeng-topeng yang sifatnya tidak permanen sekalipun jadi ibu kan suatu waktu anak-anak kita tidak memerlukan kita lagi…. Yang permanen adalah ya sebagai hamba Allah sahaja bagaimana menjadi sebaik-baik sebagai hamba Allah topeng apapun yang dikenakan. demikian yang saya dapat tangkap… terus saya membatin dibalik lelaki hebat pasti ada seseorang yang hebat…. Bu Yayuk yang lembut dan berprinsip tegas memang TOP BGT.



Berikutnya adalah seorang ibu yang memiliki kesibukan segudang memiliki putra-putri yang diantaranya 7 orang hafidz/dzoh al Qur’an, subhanallah…. Itulah Ibu Wiwi (Dra Wirianingsih isteri dari Pa Mumtamimul U’la) ketua Salimah dan ketua berbagai forum kewanitaan tingkat nasional lainnya… alhamdulillah disela-sela kesibukannya beliau bisa dapat meluangkan waktu untuk membagi ilmunya alhamdulillah – alhamdulillah …. Wa syukurillah


Beberapa pesan dari beliau yang dapat saya catat diantaranya adalah seorang muslimah harus memiliki :


1) elastisitas jiwa  bagaimana memunculkan lintasan pikiran jadi sesuatu yang positif menjadi “matahati” yang diharapkan menjadi kebiasaan, karena berada di jalan ini memerlukan stamina yang kuat, jalan ini adalah jalan yang panjang oleh karenanya perlu stamina kuat dan panjang.

2) Elastisitas akal  semua hal harus jadi pelajaran, belajar dari pengalaman untuk menjadikan lebih baik seperti pesan Rasulullah SAW “setiap hari harus jadi lebih baik dari kemarin”. Menurut beliau hakekat elastisitas akal adalah selalu interaksi dengan al-Qur’an;


3) Pandai membaca situasi sejauhmana dapat memanfaatkan semua hal menjadi lebih dekat dengan Allah SWT. Menjalin kedekatan dengan orang lain untuk meningkatkan kedekatan dengan Allah Rabb semesta jagat raya ini, dan yang terpeting (ini dia yang bikin saya menghela napas ..pen) selalu kompak dengan suami (terutama dalam merencanakan mau model seperti apa kehidupan yang akan dijalani pasutri tsb..pen).



Pesannya yang luarr biasa intinya adalah agar para muslimah mampu mengotimalkan setiap potensi kebaikan yang telah Allah berikan untuk da’wah di jalanNYA. …
Bu Wiwi memang muslimah yang berkarakter kuat, tegas, dan memiliki energi cinta yang melimpah ruah … saya dapat merasakannya ketika beliau bicara mengalirkan kekuatan (diam-diam saya mencatatnya saya harus bisaa…) subhanallah…


Ketiga wanita cahaya itu telah mewakafkan hidupnya untuk da’wah islam yang diawali dengan memulainya dari rumah bersama suami dan anak-anak, mereka adalah penebar cahayaNYA…..

oleh-oleh dari Jambi

Bissmillahirohmanirrohiim

Sterilisasi untuk Ibu Mufida Yusuf Kalla

Pada tanggal 24 – 26 Juni saya ada tugas ke Jambi, ketika sampai bandara Jambi saya jadi ingat pengalamannya Triniti di Naked Traveler (milik Tegar Hamzah Asadullah) hihihi benar bangets emang tuh bandara “sekeruwek” dan landasan pacunya itu lho …..sangat pendek, jadi pas landing kita kayak dibanting blegGGrR.. gituh… wah bagi nenek-nenek maupun kakek-kakek yang punya masalah dengan jantung huuuuy lumayan bikin nyawa kabur sebentar….. :P

Tiga hari di Jambi bertepatan dengan kondisi Jambi yang sedang bersolek karena akan ada HARGANAS (hari keluarga nasional) ke 15 yang diselenggarakan oleh BKKBN yang akan berlangsung pada 26 – 28 Juni 2008, pada puncak acara rencananya akan dihadiri oleh SBY…


BiasaaaA Indonesia kan Negara seremonial untuk menghadapi acara tersebut segala sumber daya dikerahkan (sok bayangkan berapa biaya yang dikeluarkan untuk hal tersebut, coba kalo hal-hal gak penting gitu dipangkas kemudian dananya dialihakan buat pendidikan v-v). Ada kejadian sangat ironis pada saat pembukaan HARGANAS pada tanggal 26 Juni yang dibuka oleh Ibu Mufida Yusuf Kalla, kebetulan saya dan Tim bermaksud pulang ke Jakarta, apa yang terjadi

… waaw Kota Jambi disterilisasi sejak jam09.00 pagi dari berbagai kendaraan dari mulai sepeda genjot sampai kendaraan roda-4 tidak boleh lewat jalan-jalan besar yang akan dilewati Ibu Mufida. Untungnya kami naik pesawat yang jam 16.15 WIB, jadi nggak begitu terpengaruh karena masih ada waktu dan kamipun bermaksud melihat arena HARGANAS terlebih dahulu dengan putar-puter cari jalan ke tempat HARGANAS.


Ya betul …seterilisasi jalan tersebut untuk Ibu Mufida yang sedang membuka acara jam 10.00 jadi setiap kendaraan yang lewat diberhentikan oleh Polisi termasuk kendaraan yang kami tumpangi, untuk menunggu sampai bu Mufida selesai acara. Di tempat kami menunggu kami bertemu seorang ibu-ibu paruh baya dengan sepeda genjotnya dengan wajah resah pasrah tidak berdaya ingat anak-anaknya di rumah. Ketika kami tanya, ternyata dia tertahan oleh polisi yang menahan kami dan ibu tersebut sudah tertahan sejak pagi hari. Ibu tersebut mengatakan “aku sejak habis subuh cari beras murah, sudah putar puter cari jalan pulang tidak menemukan jalan karena selalu ditahan tidak boleh jalan karena ada orang Jakarta” dia menambahkan “anak-anak di rumah belum makan karena berasnya habis, kenapa tidak dikasih tahu pagi-pagi biar bisa beli beras di tempat yang deket saja” begitu katanya… duuh ibu yang cerdas sebetulnya….


Ibu itu tidak tahu bahwa ketertahanannya disebabkan oleh adanya isterinya Wakil Presiden yang dia tahu ada orang Jakarta… Argh orang Jakarta.. Rasanya menurut saya siiih petugas daerah lebay bin over acting saja hingga terjadi seperti itu, menahan orang yang naik sepeda butut takut Jambi terlihat miskin barangkali … Ya Rabbi… takut yang tidak benar, takut yang tidak pada tempatnya…..



Entah apa yang ada di pikiran pak Polisi yang menahan ibu tersebut, apa takut membawa BOM bunuh diri ya ?? karena memang hidup semakin syusyehhh.. hingga banyak orang nekad… yang jelas Hari Keluarga Nasional yang essensinya keluarga adalah “sokoguru” multi ketahanan (terutama tahan banting terhadap keadaan), menjadi ironis karena menahan seseorang yang akan memberi makan keluarganya, hingga anak-anak ibu tersebut di rumah terlantar menahan lapar dari subuh hingga sore menjelang… Demikian pentingnyakah pengamanan seorang isteri pejabat di negeri ini ???….. hemmmh …



Ya Rabbi… tunjuki bangsa kami untuk takut yang syar’i yaitu hanya takut akan murkaMu karena menyia-nyiakan amanah……



Ahadiati 27 Juni 2008
untuk kedua anakku yang sering membuat suasana hatiku seperti angin subuh di gunung…. hhe

Kamis, 12 Juni 2008

Brownis yang Bisa Menerbangkan Orang Datang

Ini adalah cerita iseng tentang Brownies yang bisa menerbangkan seorang lelaki pemberani ke rumah kami di gang sempit Cikumps 86.

Biasaaa…. tantangan pembuktian bias gender, bahwa sorang akhwat harus bisa bikin kue… dan salah satu anak saya dengan mengerahkan segala daya mencoba —jatuh bangun—untuk bisa bikin kue yang sangat sederhana yaitu BROWNIES KUKUS .

Saya memompakan semangat kepadanya dengan kata dan tindakan nyata, dengan membelikan semua keperluan untuk membeli bahan-bahan beberapa Brownies kukus.. dan saya katakan, dengan resep di tangan kanan dan bahan-bahan di tangan kiri diserta kesungguhan di dadamu … kamu bisa… kamu bisa… (jargon Pa SBY 100 tahun kebangkitan nasional ... di Cikumps 86 sudah lewat tuh heuheu).. kami berdua tdk membantunya sama sekali.

Akhirnya setelah mencoba-coba disertai jatuh bangun, bisa berhasil juga membuat brownies kukus made in Cikumps 86.... woow senengnya dia, si ekspresif sejati dalam ledakan kegembiraan biasanya ingin menyebarkan kegembiraannya ke semua orang terutama kepada orang-orang terdekatnya... diantaranya kepada temannya yang diawal sudah memberi tantangan, (malah dia pernah 3 whises yg akan selalu jadi bahan ledekan kami bertiga salah satunya harus belajar masak ...huahaha) langsung sms ”aku bisa bikin dan siap bawa Brownies...”.

Awalnya Brownies tersebut dibuat untuk di bawa ke pertemuan alumni SMANSA Depok, namun karena sesuatu hal pertemuan hari itu dibatalkan MENDADAK ”memang kamu gak tahu ??” kt teman yang tadi di sms.. Ouwh.. dibatalkan oleh Koordinatornya, dan jarkomnya tidak sampai ke gang sempit di Cikumps ... wuah bisa kebayang kecewanya dia.. kalau kami berdua sih cuman nyengir ditahan ”hemm hari ini kita bertiga bakal mabuk brownis asyiiik xixixi. ..tapi kan di depan si ekspresif sejati gak boleh nunjukin senang donk kasian ... saya bilang hahh memang gitu ya manusia hanya merencanakan yang pasti adalah rencanaNYA ... wah anak saya gak mau terima... tetap murka... ”harus ada yang bertanggung jawab untuk melihat hasil karyaku” begitu katanya... wah kalo sudah begini .. muramlah cikumps 86.

Ya tapi gimana ???.... lalu saya berangkat saja ke ladang ... dengan perasaan yang tidak nyaman sih... kasihan sudah dari malam mempersiapkan segalanya ehh tidak jadi....

Petang hari saya pulang ke kandang, anak saya sudah ceriaaaA luar biasa senyum-senyum semringah maklum si ekspresif sejati... saya heran ada angin sepoi-sepoi dari mana yang bisa menyapu mendung tadi pagi hingga tak bersisa.....

”Maaaah aku mau ceritaaa...” dengan tidak sabar ... ”tadi ada seseorang datang untuk mencoba Browniesku” .... walah itu toh angin cepoi-cepoinya.... (sumpah... saya terkesan dengan anak lekaki tersebut karena dia dengan sudah payah tanpa tahu alamat kami datang mencari-cari Cikumps 86 hanya untuk mencoba Brownies anak saya)...

Rabu, 11 Juni 2008

Manic Depressiv

(Tempo Ahad pekan IV Mei)

Menurut Kay Jamison profesor psikiatri dari Johns Hopkis University menyatakan penulis kreatif lebih memiliki kemungkinan 10 hingga 20 kali ketimbang orang lain (pekerja kreatif lain) untuk terkena syndrome ‘Manic Depressive” dengan ciri kognitif penderita depresi yang tumpang tindih dengan watak kreatif.

Penderita manic depresiv dalam keadaan normal berpikir lebih cepat, mengalir, gampang berubah-ubah dan lebih orisinil. Dalam keadaan depresi, subyek ini kan terus menerus mengkritik dirinya sendiri, sebuah kerangka pikiran yang membawanya pada kehendak merevisi, dan mengedit.

Temperamen manic depresiv ketika bicara tentang penulisan kreatif, akan ditemukan keberanian, kepekaan, kegelisahan, dan sikap yang tak kunjung merasa puas demikian kata Jamison. Selain itu terdapat persamaan aspek antara kreativitas dengan manic depressive yaitu kemampuan tetap berfungsi dengan baik dalam kondisi kurang tidur, konsentrasi berkeja secara intensif, dan kemampuan mearasakan beragam emosi secara mendalam.

Ketakutan akan ketidakmampuan berkarya diduga menempati rangking cukup penting sebagai penyebab depresi para penulis… Oya katanya juga, para penderita manic depressiv itu orang-orang yang mampu mengontrol jalan hidupnya dan mudah tergoda untuk merancang kapan momen terindah untuk mengkhiri hidupnya... (menjelma Malaikat Izrail).

Mau tau daftar panjang para penulis kreatif yang mengidap syndrome tersebut ?? (lihat di wikipedia)…Hemingway, Virginia Wolf, Sylvia Plath, Hunter Tompson… sampai Chairil Anwar … ups… itu kalau menyebutkan aktivitas begadang, merokok berlebihan dan gaya hidup semrawut sebagai salah satu cara memilih mengakhiri hidup…. Sekali berarti sudah itu mati (heuheu iklan P Soetrisno Bachir)… mati muda sebelum 27 tahun karena merokok mirip bernapas (heran kok jadi model promo Ketua PAN ya) euh maaf..

---Komentar saya sih hati-hati dengan perangkap “olah rasa kata” yang dapat menembus sudut-sudut sepi petala rasa … mau dibawa ke dunia sihir HarrY PotteR ???---

---Mungkin untuk seorang muslim, sebaiknya kembali saja ke konsep “tawazun” dalam mengelola yang DIA titipkan (jasad, fikr dan ruh) … euh mungkin…---

Ps. Untuk yang selalu berekspresi dengan kata... kadang menurut saya sih yang tak terkatakan terasa lebih indah loh (untuk yang tak setuju pisss ah...... heuheu).

Pasarminggu pagi hari, 11 Mei 2008