Gorontalo aku padamu
Awal Desember 2008 persisnya 2 – 5 Desember saya ditakdirkan Allah SWT untuk menjejakan kaki saya di provinsi yang berada di Teluk Tomini Sulawesi yaitu Gorontalo...
Gorontalo provinsi yang penduduknya tidak sampai 1 juta dengan luas wilayah 1.221.544. Ha atau 0,64 % dari luas wilayah Indonesia.... kunjungan ke lokasi lahan sawah terjauh hanya perlu jarak tempuh 3 jam saja dari Ibu Kota Provinsi Gorontalo.
Di Kota Gorontalo kemanapun kita berpaling yang terlihat adalah gunung/ bukit-bukit yang memagari sekeliling Kota Gorontalo.... pagar gunung tidak terputus sampai ke Teluk Tomini yang berbatasan dengan Sulawesi Tengah.
Ketika tahu ternyata saya sedang berada di Teluk Tomini ingatan saya menembus ke masa saya SD membuka ingatan pada pelajaran Ilmu Bumi tentang Pulau Sulawesi yang berteluk-teluk dimana antara gunung dan laut menyatu dengan vegetasi pohon perdu rendah yang khas teluk.
Saat ini Teluk Tomini telah berganti nama menjadi Pelabuhan Ekspor Impor Provinsi Gorotalo karena di tempat inilah Gorontalo mengkapalkan hasil pertaniannya untuk diekspor. Gorontalo merupakan provinsi yang telah menghasilkan devisa negara melalui ekspor hasil pertanian terutama jagung berkat Gubernurnya Pa Fadel Muhammad yang visioner dan memiliki visi dan misi yang jelas yaitu menjadi provinsi agraris modern.
Derap pembangunan fisik menguar dimana-mana, dengan bangunan-bangunan perkantoran baru... terutama bangunan Kantor Gubernur di atas bukit .... sebuah gedung perkantoran di dalam hutan perdu rendah pasti memberikan nuansa yang berbeda.... moga ajah tidak keterusan seperti di kawasan Puncak Bogor – Cianjur yang kini hancur....
Yang paling menonjol dari Gorontalo selain memiliki pagar alami berupa gunung di sekelilingnya, juga moda ”bentor” yang merupakan ojeg yang diberi kepala serupa becak dimana-mana berseliweran. Mudah-mudahan Pemdanya bisa mengendalikan tidak sampai semrawut mengacaukan jalan-jalan Kota Gorontalo.
Sebetulnya dari semua hal di atas yang menjadi fokus perhatian saya adalah sejak menjejak kaki saya di Bandara adalah semaraknya bendera partai terutama No. 8 (heu...heu...). Saya merasakan dominasi No.8 dimana-mana (Depok sepertinya kalah semarak deh) waktu perjalanan dari Kota Gorontalo ke Kabupaten Boalemo yang lengang dan jarang rumah penduduk namun si No. 8 semarak berkibaran sepanjang jalan sampai ke Pelabuhan Gorontalo alias Teluk Tomini. Saya merasa nyaman, dan hangat seperti di rumah.... heu...heu..... secara getoh ada gambar dan lambang yang sangat saya kenal bertebaran di setiap pojok tempat yang juga sudah ada di semesta jiwa saya (agak lebay sih)....
Kehangatan perasaan saya jadi tambah membumbung karena perkenalan saya dengan ukhty Heira Mappa (alumnus Universitas Sam Ratulangi Manado jurusan Hama Penyakit Tumbuhan), karyawati Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura ... wuiih senangnya.... dan selanjutnya bertukar informasi tentang berbagai hal....dan salah satu cerita Ukhty Heira yang bikin saya mupeng adalah bahwa dia sering mendapat taujih dari Ustadz Cahyadi Takariawan (saya kan sangat ngfans sama tulisan-tulisan dan pribadi Ustadz Cahyadi Takariawan), jadi—jadi....pantas saja Gorontalo demikian semarak dengan No.8 karena sentuhan hatinya toh.... (iya menurut Abbas Asissy ... yang bakal awet adalah menyentuh dengan hati).... gituuu siiiih........................
Selanjutnya puncak kehangatan saya adalah diterima dengan tulus oleh Bapak Ir. Faiz Mahmud, MSc. Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Gorontalo.... Pak Faiz (begitu beliau dipanggil) pribadi yang ramah dan tulus, pada dirinya telah melekat 3 S (sapa, senyum, dan salam) yang tidak mengenal musim (musim gugur, musim semi, musim panas, dan musim dingin) tetap 3 S .... Coba deh saya ingat-ingat dengan aplikasi 3 S saya....... hemm...ya..ya saya ingat, saya 3S baru bisa musiman saja, terutama kalau musim semi ketika bunga-bunga bermekaran di sekitar kehidupan saya .........heu heu jadi malu sendiri masak hal yang kecil ajah belum jadi habbit yak..... huhuhu......
Ketika bercerita, Pa Faiz selalu memberikan nuansa ketulusan, Bapak yang beristerikan dokter spesialis kandungan ini sangat tidak tahan bersama dengan perokok... pernah dalam satu acara di luar kota satu kamar dengan perokok...beliau langsung batuk-batuk dan flu, yah salah satu ciri orang baik adalah tidak melakukan hal yang tidak bermanfaat... gituu siih.
Ketika saya komentar tentang begitu banyaknya bendera No. 8 di Gorontalo beliau komentar... ringkas... ”saya simpatik dengan PKS karena sepengamatan saya para alegnya bersih” ..... tahukah pemirsahkuh (melalui bisikan ukhty Heira Mappa) ternyata isteri beliau juga aktif di LSM Salimah Gorontalo..... hohoho......
Gorontalo provinsi mungil yang sangat beruntung memiliki Gubernur visioner yang memiliki Mimpi menjadikan Gorontalo pengekspor produk pertanian yang diperhitungkan di dunia..... Selamat membuktikan mimpi untuk P Fadel dan tentu untuk P Faiz sebagai pelaksana langsung di lapangan....
Oh Gorontalo..... aku padamu.......
Terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Pa Faiz, Ibu Yam, Pa Yadi, Pa Khalid, Pa Najib, Bu Novi, Bu Nina dan ... terima kasih atas keramahan bapak ibu semua.....terima kasih untuk semuanya Allahlah sebaik-baik pemberi balasan yang baik....
Kamis, 11 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar