Redefinisi rewel (versi saya) : kondisi seseorang tidak nyaman baik dengan dirinya maupun di luar dirinya akibatnya akan uring-uringan tidak jelas, mengomel tak jelas, melenguh tidak jelas, menceracau tidak jelas dan marah-marah tidak jelas…..
Indikasi rewel biasanya : bahasa tubuh menolak untuk didekati namun juga menolak untuk dijauhi (hehe), yang paling jelassss adalah bimoli (bibir monyong lima senti), dengan tatapan mata kucing garong…. (Bhuehe……).
Begitulah keadaan anak-anak saya ketika mudik di H+1. Gara-garanya seeeh kami kesantaian yang harusnya berangkat di waktu sahur karena ini kondisi abnormal dimana arus mudik seperti air bah…. Eh kami bertiga psantai aja berangkat setelah subuh dengan terlebih dulu nunggu angkot merah muda 09 yang super duper jarang pagi-pagi buta… S-09 memulai beraktivitasnya pagi yang tidak buta alias pagi yang terang…. Begitulah akhirnya kami ketinggalan bus LURAGUNG JAYA… dan konon katanya baru ada lagi jam 11.00 siang … apaaaaa !!! kata kedua anak saya.. Jelas aja anak saya jadi rewel tidak terkendali… Saya mencoba memahami kenapa anak saya jadi rewel disamping karena kasus kendaraan… mungkin karena belum sarapan ? … oo iya ya mungkin karena anak saya yang paling rewel alias yang terkena rewel serangan berat (kedua anak saya rewel dengan dua katagori yang satu serangan ringan dan yang satunya lagi serangan berat) bawa tas punggung yang lumayan berat… bayangkan saja di dalamnya terdapat berbagai cairan dari mulai syrup, minyak goreng, dll (hhe dari awal dia sudah protes kok bawa-bawa yang gak ada hubungannya dengan lebaran seh! tapi saya ngotot untuk dibawa karena hadiah lebaran dari ladang maisyah saya sebagian besar isinya seperti itu)….
Di tengah ketidak jelasan kendaraan jurusan Luragung- Kuningan, terpikir juga oleh saya untuk naik MGI saja jurusan Bandung nanti naik lagi yang jurusan Kuningan… tapi betapa tidak praktisnya bayangkan saja harusnya ke timur langsung … ini memutar dulu ke selatan jauuh baru ke timur.. nggak… nggak… nggak… sambil terus berpikir agar tidak bulukan sampai jam 11.00 … sebetulnya saya punya rencana lain kalau tidak dapat bus sampai jam 9.00 mudik dibatalkan…. dan akan langsung nonton Laskar Pelangi dengan tas punggung masing2 hhe… lucu kali ya… ada 3 orang bawa “gembolan” tas punggung kaya mau minggat ngantri beli ticket nonton film…..
Hhhhm… kalau tidak mudik sekarang rasanya lebaran kurang “hek” bisa sih pulang ketika liburan smester tapi rasanya lain…. ya betul momentum lebaran lah yang bikin bersyusyeh-syusyeh orang-orang pada mudik…. ketika para perantau dari berbagai-bagai berkumpul saling bertemu untuk menyambung tali persaudaraan…. yang di satukan oleh momentum lebaran…. Kesimpulannya kami bertiga harus cari jalan lain untuk mudik…. buka peta…buka peta…..huuuy bagaiman kalo naik bus jurusan Pekalongan Pemalang dan nanti kita bertiga turun di Cirebon untuk kemudian ganti bus naik yang kearah Kuningan…. Saya tanya anak-anak saya yang sedang rewel… mereka dengan bibir manyunnya meng-okey-kan dan terlihat langsung ada perubahan bentuk bibir yang awalnya lengkungan ke bawah berubah jadi mendatar…
Akhirnya kami naik bus jurusan Pemalang Pekalongan Tegal lumayan tidak berdesakan dapat duduk leluasa karena tempat duduknya dua-dua, kebetulan pula yang duduk bersama saya seorang anak lelaki kelas 4 SD-N 15 Abadi Jaya namanya Rifky… tentunya saya sangat mendominasi kursi tersebut xixixi….. dan setelah basa-basi sejenak dengan Rifky dan adiknya saya langsung tertidur pulas-las … padahal ruas tol Cikampek kearah timur tersendat alias padat dan sangat-sangat merayap … saya tahu tersendat dan sangat merayap ketika sesekali terbangun masih tetep di tol… eh ternyata memang di tol sampai 2 jam …..
Setelah tol saya melanjutkan tidur, terbangun lagi ketika bus istirahat untuk makan siang di daerah Subang…. Hahh masih di Subang ??? wadoh betapa merayapnya kendaraan lebaran di H+1. Pengalaman pertama kami pulang di H+1…. Alakulihal sudahlah ni’mati sajalah yang penting nyampe dengan selamat….. betapun ribetnya perjalanan lebaran kami ini….(:XP).
Bus kembali meneruskan taqdirnya dan saya mencoba untuk tilawah lumayan dapat 1,5 juz tapi Indramayu belum habis-habis … bagaimana ini ko Indramayu seperti tidak berujung…..akhirnya tertidur lagi… bener-bener tidur yang capek … aneh memang…… tapi… ternyata saya pulesss … lesss………… sampai anak-anak saya membangunkan…. Mah-mah-mah ini sudah Losari…. Kita turun dimana !!!…….
ADUUUUH MAK kita kelewat Losari itu sudah berbatasan dengan Brebes….. saya histeris takur kebawa ke Tegal balik laginya kan lumayan jauh…. Pak….pak…. pak sopir TURUUUUN KAN kami…. Pak kami harusnya TURUN di Cirebon saya teriak-teriak TURUN eh pak sopir terus ajah melaju dengan kecepatan 80km/jam… saya bener-bener panik gak bisa berpikir… anak saya yang sudah melemah kadar rewelnya lamat-lamat serasa dari jauuuuh ada suara… mah don’t panic…. don’t panic….. don’t panic…
Istighfar… istighfar… istighfar…. Mah…. Bus tetap melaju……………………………. Ternyata kenapa bus gak mau berenti karena eh karena INI JALAN TOL KANCI Cirebon – Brebes jadi jelas ajah gak bisa BERHENTI walau sejanak …………
Ya ampun gak terasa saat itu saya sedang terkena serangan rewel yang super berat… dan giliran anak saya yang menenangkan……… ya ampun …. ya ampun… rewel bisa menyerang siapa sajah ternyatahhh…………………………………..
Dari kasus ini pasti akan berhamburan hikmah insya Allah……………………………….
Pesan moral jangan pulang mudik lebaran di H+1, bisa rewel…………………..
Minggu, 05 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
tapi enak lah minimal bisa mudik, saya nenek dan mbah di depok dan jakarta. jadi mudiknya deket banget, huhuhu.
Posting Komentar