Antara Balikpapan – Samarinda
Huuy tugas dinas ke luar kota dan ke Samarinda Ðìid931884pula di bulan Ramadhan sesuatu yang tidak diinginkan, sudah membayangkan akan mengganggu suasana Ramadhan saya yang diupayakan semaksimal mungkin (mungkiiin dengan penuh tekanan hhe), tapi alakulihal ini WAJIB dijalani karena tidak ada personil lain yang bisa…… huhuhu…. jadi saya berangkat dengan hati yang di ikhlas-ikhlaskan… dan diyakin-yakinkan PASTI akan berlimpah hikmah….
Akhirnya pada tanggal 18 September ba’da sahur saya tersaruk-saruk cari ojeg untuk ke Pasarminggu nguber bis Damri yang pagi… dan dalam perjalanan Pasarminggu – Soekarno Hatta sambil coba tilawah karena ngejar setoran (Hhe.. ) ternyata dalam hati saya berkelebatan perjalanan Balikpapan - Samarinda yang 2,5 – 3 jam sendirian dalam taxi wah pasti deh BT… sudah dirancang sih untuk tilawah tapi pengalaman membuktikan saya tidak mampu secara terus menerus tilawah lebih dari 1,5 jam…kalau lebih pasti deh tenggorokan serasa digorok hhe….
Alhamdulillah akhirnya sampai di Balipapan dengan selamat dan ternyata Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang akan saya kunjungi mengontak saya bahwa saya sudah dipesankan taxi langganannya dan dijamin aman sampai tujuan. Alhamdulillah dari pada naik taxi yang tidak jelas dan ditarik-tarik oleh berbagai taxi gelap kan lebih nyama kalau dipesankan oleh ahlinya… dan ternyata si sopir taxi tersebut telah memiliki no. Hp saya, sehingga pas pesawat mendarat dia langsung menghubungi saya. Saya memberi tahu spesifikasi diri biar mudah dikenali yaitu berjilbab lebar… karena satu pesawat yang saya tumpangi saat itu hanya saya yang berjilbab lebar …benar-benar mudah dikenali… subhanallah…
Akhirnya saya berkenalan dengan pa Sopir tersebut namanya Pa Nasiruddin dengan spesifikasi lincah dan cerdas. Pa Sopir cerita bahwa sudah menjadi langganan orang-orang pertanian dan menyebutkan nama-nama orang Ditjen. Tanaman Pangan yang memakai jasanya, beberapa tahu sih namanya tapi jujur ajah saya tidak kenal dekat. Oya akhirnya saya tidak sendirian di taxi ada ibu-ibu pegawai Pemda Bontang yang menawarkan diri untuk membersamai saya sampai Samarinda biar ngirit katanya…. Hhhuuy … alhamdulillah….
Karena ada ibu Pemda Bontang jadi saya lebih banyak ngobrol dengan ibu tersebut, banyak hal yang diceritakan dari cerita Kaltim yang memiliki PAD (pendapatan asli daerah) yang tinggi yang berdampak biaya hidup jadi jauh lebih tinggi ketimbang di provinsi lain…. (dalam hati saya… PAD tinggi = untuk mensejahtarakan masyarakat tapi ini kok nyusahin yaaa biaya hidup tinggi… yah gak apa-apa seeh biaya hidup tinggi asal ada uangnya… tapi kan ada banyak orang seperti para petani yang bener-bener merasakan dampak buruk dari biaya hidup yang tinggi serba muahal, …… tahukah kamu harga blewah di Kaltim dengan di Pasarminggu woow… seperti bumi dan langit jauhnya harga psm Rp 5.000,- di Samarinda bisa sampai Rp. 15.000,-).
Hampir tiga jam perjalanan Blpp – Smrd karena ada jalan yang longsor akibat hujan yang cukup deras, tanpa terasa sih karena ngobrol… rencana untuk tilawah minimal 1,5 jam tak terealisasi… yeah tapi ada informasi lainnya yang lumayan bermanfaat… si ibu Bontang turun lebih dulu. dan saya akhirnya sampailah di Sempaja Samarinda tempat kantor UPTD-BPTPH untuk langsung menuju Kutai Kartanegara tampat petugas lapangan POPT-PHP berada alhamdulillah lancar.
Sebelum turun p Nasiruddin nanya saya kapan balik ke Jakarta dan pesawat jam berapa, dia berjanji akan membawa saya kembali ke Balikpapan… oke kita janjian yah begitulah, saya ada kencan kembali dengan Pa Nasiruddin….wuuus
Tugas di Kutai Kartanegara sudah selesai saya tunaikan, seperti janji semula saya akan memakai jasa taxi Pa Nasiruddin… yap kali ini saya sendirian dalam taxi …….horeee akan tilawah sepanjang perjalanan begitulah rencana saya… karena 3 jam dalam taxi sendirian pula kalau tidak memiliki rencana…. pasti sepet deh mata kebanyakan tidur… huh gak gw bgd deh….(hhe bohong ding saya suka tidur… tapi kan ini Ramadhan waktu harus lebih bermanfaat ketimbang tidur… gitu seeh)..
Yapp Pa Nasiruddin memenuhi janjinya untuk membawa saya kembali ke Balikpapan….setelah pembicaraan basa-basi saya sudah siap-siap untuk tilawah… tapi eeeh pa Nasiruddin membuka obrolan dan menebak saya katanya “Ibu orang pengajian tertentu yah? “ … hayahh saya cuma mesem-mesem ajah sambil ngjawab “ ah masa sih kelihatan ? “ … pa Nasiruddin tertawa berderai-derai… bener berderai-derai seperti daun yang berserakan ketiup angin… dan saya ikut hhehehe… jadi ingat salah satu teman anak saya yang mengkritisi masalah “republik bungkus” wuahahaa mau apa lagi sudah nyaman… weeeekkkkeeekkek
Akhirnya saya kepancing juga aktif ngobrol dengan menanyakan Pesantren Hidayatullah yang pusatnya di Gunung Tembak Balikpapan… dan dituduh sarang teroris oleh CIA. Untuk meredam tuduhan itu Hidayatullah sampai mengundang wartawan USA untuk nginap berminggu-minggu di Gunung Tembak Balikpapan… saya kurang jelas kisah selanjutnya wartawati tersebut.
Eeh tahu gak sodara-sodara pa Sopir tambah semangad ngobrolnya pas saya nanya kabar Hidayatullah itu… dan dia menceritakan hubungan Hidayatullah dengan “pengajian/partai tertentu” yang dinisbatkan kepada saya itu xixixi….. Konon katanya mereka maksudnya “Hidayatullah” kecewa dengan “pengajian/p” berawal dari kasus pilkada di Sulawesi Selatan yang dari Hidayatullah mengajukan Ir. Aziz Kahar Mudzakar tapi ternyata tidak didukung oleh “pengajian/p” dan malah merasa didzolimi… ya Allah saya sangat sediih mendengarnya tapi sebetulnya saya juga sudah mengira kasus itu, yang jujur saja bikin sesak dada saya pada waktu itu karena saya secara pribadi sangat hormat penuh takzim dengan Hidayatullah yang konsisten dengan da’wahnya…terutama dengan Pa Aziznya.. yah mau apalagi kan para penentu kebijakan sudah memiliki “strategi” sendiri…. saya gak mampu menjangkaunya.
Jadi sepanjang perjalanan diisi dengan uneg-uneg dan tumpahan kekecewaan P Nasiruddin terhadap “pengajian/p” saya sih hanya bisa menampung uneg-unegnya sambil mengatakan dari lubuk hati yang paling dalaam dari semesta jiwa saya “Pa Nas tahu gak kita adalah saudara dekat yang saling mencintai saling hubungan dan saling merasa ada ikatan yang kuat dan itu dapat dibuktikan dengan majalah Hidayatullah yang menjadi referensi kami dan beredar di tengah kami” itu saja sih yang bisa saya sampaikan kepada Pa Nasiruddin sopir taxi yang ternyata Bendahara Pesantren Hidayatullah Pusat di Gunung Tembak Balikpapan, Kalimantan Timur…. Semoga Pa Nasiruddin merasakan getaran cinta kami kepada Hidayatullah…
Subhanallah yang telah memberikan hikmah dari setiap peristiwa……
Selamat Idul Fitri 1429 H
Mohon maaf lahir dan batin
Taqobalallah minna waminkum
Semoga Allah Swt mempertemukan kita kembali di Ramadhan yad … Amiiin
Senin, 29 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar