Kamis, 15 April 2010

Curcol

Curhat

Di subdit saya ada 7 ibu-ibu dan 3 bapak-bapak dengan berbagai karakter yang unik-unik…

Kebersamaan kami ada yang sudah 5 - 6 tahunan lebih, namun ada juga yang baru bergabung beberapa tahun belakangan pastilah fresh graduated lah yah ada yang dari UGM ada yang dari IPB…

Saya mau mengisahkan hubungan dengan salah satu ibu yang ada di ruangan saya, awalnya dia dari daerah karena suaminya pindah ke Jakarta jadi mau tak mau dia harus pindah juga turut suami.

Saya kenal ibu itu ketika saya ikut pelatihan pengelolaan Hama Wereng Batang Coklat di Jatisari…. Sebelum dia akhirnya pindah ke subdit saya. Entah kenapa ketika dia mau pindah ke Jakarta “contact person” nya saya…. Saya yang kasak-kusuk nyari formasi dan memberikan informasi ttg ibu tersebut kepada Kasubdit saya dan KTU bahwa dia seorang karyawan yang kita butuhkan karena latar belakangnya Hama Penyakit Tumbuhan (HPT). Sayapun meyakinkan Kasubdit saya bahwa dialah orang yang tepat untuk mengisi kekurangan tenaga jurursan HPT… sampai Ibu Kasubdit saya tersenyum dan berujar : ”ah kamu At bisa saja” enta apa artinya.

Pokoknya saya akan membantu orang yang minta bantuan dengan all out dan senang hati saja, bisa bermanfaat untuk orang lain. Bener loh … bukan jualan kecap…

Pada saat itu ibu tersebut cukup gencar meghubungi saya… di kantor, di rumah, dulu kan rumah saya masih ada telepon rumahnya nyaris tiap malam si ibu tersebut menghubungi saya…. sampai anak saya hapal suaranya… baru saja bilang assalamu’alaikum dengan logatnya yang khas… langsung deh anak saya teriak “mah nih dari bu ………”. Sampai ketika saya merasa kerepotan menerima pertanyaan di telepon dari dia saya minta dia menghubungi langsung ke Pa KTU saja…. dan saya berikan no HP Pa KTU kepadanya.

Singkat cerita ibu tersebut pindah dengan lancar di kantor kami… sekarang sessi saya memberikan informasi untuk tempat tinggal di depok… dan sayapun dengan senang hati memberikan informasi dan mengantarnya ke lokasi rumah-rumah yang akan dijual… dan ditemuilah seorang pengembang perumahan kecil-kecilan satu kampung dengan saya dari kuningan.

Disini mulai kelihatan bahwa ibu tersebut “tidak mempercayai teman sepenuh hati alias bimbang hati” karena kasak-kusuk dengan ibu lain yang cari rumah juga dan ditakuti-takuti dengan kata-kata “awas loh ditipu oleh pengembang kecil-kecilan”. Ibu tersebut terus was-wis-wus dengan yang lain tentang ketidak tentraman mengambil rumah yang saya tunjuki dan terus terang membuat hati saya tak enak. Saya mencoba memberikan keyakinan pada dia dia bahwa “ bu kalau Allah mau memberi musibah ya akan jadi musibah, tapi kalau Allah akan menolong kita walau seluruh penjuru bumi akan mencelakakan kita ya kita akan SELAMAT” terserah sajah kalau ibu mau ikut omongan saya atau ibu X itu.…. Saya benar-benar dalam posisi tidak enak karena saya kenal dengan “Pengembang itu” dari tetangga saya dan saya percaya pada tetangga saya. Waktu masalah itu hati saya sangat sesak…. dan beban luar biasa karena perasaan si ibu akan tertipu ….walau saya yakin hakul yakin pada tetangga saya bahwa dia “pengembang yang baik. Pada akhirnya ibu tersebut mendapat tempat tinggal yang saya informasikan tempat yang strategis dan murah… ok saya senang dia menyukai tempat tinggalnya….

Setelah sekian tahun berjalan dan kini ibu tersebut telah naik golongan dua kali dengan lancar tanpa persyaratan yang sulit, hubungan dengan saya jadi memburuk. Penyebab utamanya karena saya mengatakan “ibu bukan tipe literari yang suka memfiling” dia jadi marah semarah-marahnya… dengan indikasi ketika ada salah seorang teman meninggal dia gak mau saya ajak pergi ta’ziah, tapi ketika orang lain yang ngajak dia langsung mau dan di FBnya “teman seribu terlalu sedikit, musuh satu terlalu banyak dan membuat sempit”… jadi saya ini musuh??? karena perkataan yang saya sampaikan sebagaimana saya sebutkan di atas ???... benar-benar sangat heran ada orang yang pernah bertelpon-telpon tiap malam (duluuu atau mungkin sudah lupa) dan bersama-sama dalam mencari tempat tinggal untuk kelangsungan kehidupannya tiba-tiba kemudian dianggap musuh karena keseleo lidah seperti di atas … apakah literari dan bukan literari sesuatu yang patut jadi alasan kemarahannya pada saya entah lah…. Tapi bagi saya sih gak masalah kalau dia marah… bukan apa-apa terlalu sempit dunia kalau hanya memikirkan sikap seseorang pada diri kita. ….


Setangkup do’a kulantunkan Ya Allah tumbuhkan rasa cinta dihatiku padanya dan tumbuhkan pula rasa cinta di hatinya padaku karenaMu semata-mata…..

(tulisan ini ada gara-gara di rumah gak sempat curhat… saya datang anak-anak belum datang, saya bangun anak-anak belum bangun… di angkot 09 terlalu singkat)

Tidak ada komentar: