Manic Depressiv
(Tempo Ahad pekan IV Mei)
Menurut Kay Jamison profesor psikiatri dari Johns Hopkis University menyatakan penulis kreatif lebih memiliki kemungkinan 10 hingga 20 kali ketimbang orang lain (pekerja kreatif lain) untuk terkena syndrome ‘Manic Depressive” dengan ciri kognitif penderita depresi yang tumpang tindih dengan watak kreatif.
Penderita manic depresiv dalam keadaan normal berpikir lebih cepat, mengalir, gampang berubah-ubah dan lebih orisinil. Dalam keadaan depresi, subyek ini kan terus menerus mengkritik dirinya sendiri, sebuah kerangka pikiran yang membawanya pada kehendak merevisi, dan mengedit.
Temperamen manic depresiv ketika bicara tentang penulisan kreatif, akan ditemukan keberanian, kepekaan, kegelisahan, dan sikap yang tak kunjung merasa puas demikian kata Jamison. Selain itu terdapat persamaan aspek antara kreativitas dengan manic depressive yaitu kemampuan tetap berfungsi dengan baik dalam kondisi kurang tidur, konsentrasi berkeja secara intensif, dan kemampuan mearasakan beragam emosi secara mendalam.
Ketakutan akan ketidakmampuan berkarya diduga menempati rangking cukup penting sebagai penyebab depresi para penulis… Oya katanya juga, para penderita manic depressiv itu orang-orang yang mampu mengontrol jalan hidupnya dan mudah tergoda untuk merancang kapan momen terindah untuk mengkhiri hidupnya... (menjelma Malaikat Izrail).
Mau tau daftar panjang para penulis kreatif yang mengidap syndrome tersebut ?? (lihat di wikipedia)…Hemingway, Virginia Wolf, Sylvia Plath, Hunter Tompson… sampai Chairil Anwar … ups… itu kalau menyebutkan aktivitas begadang, merokok berlebihan dan gaya hidup semrawut sebagai salah satu cara memilih mengakhiri hidup…. Sekali berarti sudah itu mati (heuheu iklan P Soetrisno Bachir)… mati muda sebelum 27 tahun karena merokok mirip bernapas (heran kok jadi model promo Ketua PAN ya) euh maaf..
---Komentar saya sih hati-hati dengan perangkap “olah rasa kata” yang dapat menembus sudut-sudut sepi petala rasa … mau dibawa ke dunia sihir HarrY PotteR ???---
---Mungkin untuk seorang muslim, sebaiknya kembali saja ke konsep “tawazun” dalam mengelola yang DIA titipkan (jasad, fikr dan ruh) … euh mungkin…---
Ps. Untuk yang selalu berekspresi dengan kata... kadang menurut saya sih yang tak terkatakan terasa lebih indah loh (untuk yang tak setuju pisss ah...... heuheu).
Pasarminggu pagi hari, 11 Mei 2008
2 komentar:
Penderita manic depresiv dalam keadaan normal berpikir lebih cepat, mengalir, gampang berubah-ubah dan lebih orisinil. Dalam keadaan depresi, subyek ini kan terus menerus mengkritik dirinya sendiri, sebuah kerangka pikiran yang membawanya pada kehendak merevisi, dan mengedit.
kemampuan tetap berfungsi dengan baik dalam kondisi kurang tidur, konsentrasi berkeja secara intensif, dan kemampuan mearasakan beragam emosi secara mendalam.
duh. jangan-jangan saya penderita manic depressiv ya? hhu.
AzkaaAAA si pabrik antusias yang menebarkan kehangatan.....
Hati-hati atuh...
amit-amit deh kayak si Virginia yang meng"ilah"kan rasa ... di siroh salafusaleh kita mah kagak ada deh manic depresiv... ya kan ... ya dong..
Posting Komentar