Jumat, 27 Juni 2008

oleh-oleh dari Jambi

Bissmillahirohmanirrohiim

Sterilisasi untuk Ibu Mufida Yusuf Kalla

Pada tanggal 24 – 26 Juni saya ada tugas ke Jambi, ketika sampai bandara Jambi saya jadi ingat pengalamannya Triniti di Naked Traveler (milik Tegar Hamzah Asadullah) hihihi benar bangets emang tuh bandara “sekeruwek” dan landasan pacunya itu lho …..sangat pendek, jadi pas landing kita kayak dibanting blegGGrR.. gituh… wah bagi nenek-nenek maupun kakek-kakek yang punya masalah dengan jantung huuuuy lumayan bikin nyawa kabur sebentar….. :P

Tiga hari di Jambi bertepatan dengan kondisi Jambi yang sedang bersolek karena akan ada HARGANAS (hari keluarga nasional) ke 15 yang diselenggarakan oleh BKKBN yang akan berlangsung pada 26 – 28 Juni 2008, pada puncak acara rencananya akan dihadiri oleh SBY…


BiasaaaA Indonesia kan Negara seremonial untuk menghadapi acara tersebut segala sumber daya dikerahkan (sok bayangkan berapa biaya yang dikeluarkan untuk hal tersebut, coba kalo hal-hal gak penting gitu dipangkas kemudian dananya dialihakan buat pendidikan v-v). Ada kejadian sangat ironis pada saat pembukaan HARGANAS pada tanggal 26 Juni yang dibuka oleh Ibu Mufida Yusuf Kalla, kebetulan saya dan Tim bermaksud pulang ke Jakarta, apa yang terjadi

… waaw Kota Jambi disterilisasi sejak jam09.00 pagi dari berbagai kendaraan dari mulai sepeda genjot sampai kendaraan roda-4 tidak boleh lewat jalan-jalan besar yang akan dilewati Ibu Mufida. Untungnya kami naik pesawat yang jam 16.15 WIB, jadi nggak begitu terpengaruh karena masih ada waktu dan kamipun bermaksud melihat arena HARGANAS terlebih dahulu dengan putar-puter cari jalan ke tempat HARGANAS.


Ya betul …seterilisasi jalan tersebut untuk Ibu Mufida yang sedang membuka acara jam 10.00 jadi setiap kendaraan yang lewat diberhentikan oleh Polisi termasuk kendaraan yang kami tumpangi, untuk menunggu sampai bu Mufida selesai acara. Di tempat kami menunggu kami bertemu seorang ibu-ibu paruh baya dengan sepeda genjotnya dengan wajah resah pasrah tidak berdaya ingat anak-anaknya di rumah. Ketika kami tanya, ternyata dia tertahan oleh polisi yang menahan kami dan ibu tersebut sudah tertahan sejak pagi hari. Ibu tersebut mengatakan “aku sejak habis subuh cari beras murah, sudah putar puter cari jalan pulang tidak menemukan jalan karena selalu ditahan tidak boleh jalan karena ada orang Jakarta” dia menambahkan “anak-anak di rumah belum makan karena berasnya habis, kenapa tidak dikasih tahu pagi-pagi biar bisa beli beras di tempat yang deket saja” begitu katanya… duuh ibu yang cerdas sebetulnya….


Ibu itu tidak tahu bahwa ketertahanannya disebabkan oleh adanya isterinya Wakil Presiden yang dia tahu ada orang Jakarta… Argh orang Jakarta.. Rasanya menurut saya siiih petugas daerah lebay bin over acting saja hingga terjadi seperti itu, menahan orang yang naik sepeda butut takut Jambi terlihat miskin barangkali … Ya Rabbi… takut yang tidak benar, takut yang tidak pada tempatnya…..



Entah apa yang ada di pikiran pak Polisi yang menahan ibu tersebut, apa takut membawa BOM bunuh diri ya ?? karena memang hidup semakin syusyehhh.. hingga banyak orang nekad… yang jelas Hari Keluarga Nasional yang essensinya keluarga adalah “sokoguru” multi ketahanan (terutama tahan banting terhadap keadaan), menjadi ironis karena menahan seseorang yang akan memberi makan keluarganya, hingga anak-anak ibu tersebut di rumah terlantar menahan lapar dari subuh hingga sore menjelang… Demikian pentingnyakah pengamanan seorang isteri pejabat di negeri ini ???….. hemmmh …



Ya Rabbi… tunjuki bangsa kami untuk takut yang syar’i yaitu hanya takut akan murkaMu karena menyia-nyiakan amanah……



Ahadiati 27 Juni 2008
untuk kedua anakku yang sering membuat suasana hatiku seperti angin subuh di gunung…. hhe

Tidak ada komentar: