Senin, 29 September 2008

arti-fi-si-al

Pembangunan Artifisial Ala Kutai Kartanegara


Pada tanggal 18 – 19 September lalu saya ditugaskan ke Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur untuk verifikasi calon penerima pengharagaan bagi petugas lapangan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan - Pengamat Hama Penyakit (POPT-PHP) berpretasi tingkat nasional. Artinya saya kena “tuah” air sungai Mahakam, karena saya kembali ke Kabupaten Kutai Kartanegara yang ke dua kalinya (mitos yang meminum air sungai Mahakam akan kembali lagi).
Pada kunjungan pertama tahun 2005 kota Tenggarong masih memiliki pesona kemewahan waah sebagai sebuah kota kabupaten yang memiliki pendapatan asli daerah (PAD) tertinggi di Indonesia. Salah satu mascot kota tersebut adalah jembatan yang membentang di atas sungai Mahakam dan sebuah pulau buatan di tengah sungai Mahakam yaitu Pulau Kemala persis di jantung Kota Tenggarong…
Ya begitulah sisi-sisi tafsir Otonomi Daerah yang berlaku di Kutai Kartanegara (Kukar), memulai pembangunan kemewahan fisik terlebih dahulu. Tentang PNSnya jangan ditanya deh mereka memiliki kesejahteraan di atas rata-rata PNS di daerah lain.. apakah ada korelasi positif antara gaji yang lumayan tinggi dengan tidak ada atau berkurangnya penyimpangan pemakaian dana Negara…. Ternyata TIDAK… korupsi jalan terus … mau bukti ???... Bupati Kukar saat ini jadi tersangka kasus korupsi pembangunan fisik Kukar dan sudah ada keputusan kena hukuman 5 tahun penjara (aih sebentar ajah yak).
Beberapa ratus meter saja dari Pulau Kemala dan Jembatan Tenggarong yang wah, saya dapat disaksikan rumah-rumah gubuk kecil sepanjang sungai mahakam, mereka rakyat kecil non PNS/pegawai institusi lainnya yang tetap miskin di bawah bayang-bayang atas nama kabupaten yang memiliki PAD tertinggi di Indonesia…. Hhuu bikin sesak dada saya…
Kembali ke jembatan di atas sungai Mahakam di Kota Tenggarong, pada kunjungan pertama tahun 2005 rasanya masih memancarkan pesonanya, namun pada kunjungan kali ini jembatan tersebut sudah memudar pesonanya…(demikian cepat kemerosotan pesonanya) salah satunya yang dapat dilihat langsung adalah lampu-lampu jembatan banyak berkurang mungkin karena dihajar harga energi BBM yang meroket … kondisi saat ini kalau dari pandangan …hmmm metaphisik, saya dapat merasakan adanya kehampaan yang menguar di seluruh kota Tenggarong … mungkin karena Bupatinya jadi bertitel narapidana….
Begitulah…ketika Otda (yang harusnya memberikan kebermanfaatan melimpah bagi rakyat banyak) diberlakukan dan yang dibangun adalah jembatan dan pulau dengan bahan-bahan yang di mark up pula (yang mengantarkan Bupatinya masuk Hotel Prodeo adalah kasus mark up jembatan yang jadi mascot tersebut)….maka hampir dipastikan akan segera bertemu ajalnya…
Namun apabila dibangun terlebih dahulu manusianya secara terintegrasi (dari ketiga komponen penyusun manusia ruhi, fikri, jasadi)… yaqin dan pasti akan tumbuh manusia-manusia marifah terhadap sesuatu yang akan menjadikan ihsan dan itqon sebagai landasan kehidupannya (selau merasakan waskatNya & professional)… insya Allah Otda akan menjadikan kebermanfaatan yang melimpah untuk seluruh rakyat… (tidak hanya birokrat).
Cc
Terima kasih : kepada Pak Farid dan Bu Sri Arida yang telah mengatar saya keliling sampai malam hari di Tenggarong… Allahlah sebaik-baik pemberi balasan kebaikan yang lebih baik.

Tidak ada komentar: