Rabu, 13 Februari 2008

Triki

Triki

Kami adalah keluarga kecil kalau ditinjau dari populasi orang penghuni rumah, karena hanya 4 orang itupun amat sangat jarang sekali terjadi lengkap 4 orang karena sesuatu hal selama 5 tahun kami hanya berdua saja (aku dan si sanguinis yang banyak beraktivitas di sekolahnya)

Ditinjau dari sisi pendapatan perkapita kami termasuk strata sosial kelas mayoritas di negeri tercinta ini (yang masih berkutat dengan pemenuhan ragawi berdasarkan jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari karena kekayaan negeri ini hanya beredar pada beberapa gelintir orang tertentu dari jumlah +220 juta jiwa)…… icpd kalo mikiran itu….

Dari kebiasaan makanpun kami termasuk keluarga golongan yang masih terus memikirkan “basic needed” …. Bisa makan gak hari ini, Menurut anonim ehm.. jenis manusia menurut kebiasaan makan terdiri dari 4 katagori : 1) Bisa makan gak hari ini; 2) Mau makan apa hari ini; 3) Makan dimana hari ini; dan nomor 4) Makan siapa hari ini …. Dan kamipun rasanya sudah memancangkan tekad tidak akan mau dan tak sudi mencapai ke nomor 4, karena itu termasuk penyakit gila nomor keciiiil (minjam istilah Andrea Hirata) … sangat menyeramkan. hiih…...

Tahukah kawan (frasenya A. Hirata) kalau kami (kel. kecil…. insya Allah kalo ada pemuda kahfi datang mengkhitbah anak-anakku, woi apa yang terjadi ?? akan menjadi kel. Besar euy) terus memikirkan penggolongan berdasarkan BPS, Bank Dunia dan apalah, yang sifatnya pemenuhan ragawi berdasarkan jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari sepertinya kelas mayoritas terbanyak di negeri ini tidak lagi memiliki kebahagian, tiada lagi memiliki cita-cita besar sebagai ujung tonggak perubahan hidupnya….iiih kasihan sekali. Untuk bahagia kami memiliki trik-triknya alias triki.

Alhamdulillah keluarga kami adalah kel. yang punya cara sendiri untuk meni’mati kebahagiaan.

Kami tidak hanya sekedar memikirkan pemenuhan ragawi berdasarkan jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari … kami (aku dan anak-anakku) memiliki trik untuk menggali dan terus menggali kebahagiaan…. Kami sering mentertawakan kekurangan menjadi kelucuan, pengen gak tulalit kalo ngobrol yaa bacaalah, ga punya buku ya pinjamlah (makasih ya untuk yang sering kami pinjam buku-bukunya sebut saja Anisa eka yandera, tegar hamzah asadullah---jangan kapok minjemin kami ya---, dan teman-temin dey yang lainnya yang tak mampu kusebut satu per satu karena buanyaknya).

Kami juga bisa meni’mati setiap saat kebersamaan kami misalnya saat si sulung merajuk marah (dia sedang adaptasi, karena 5 tahun berkelana), saat si nomor dua merajuk minta uang untuk kegiatannya (bhuehe dey 1 bulan = >30 hari, ingat dey orang ga banyak uang dilarang sakit !!!).

Dan ritual yang kami tunggu adalah ketika kami manghabiskan waktu sepulang beraktivitas seharian untuk ngobrol tukar cerita ttg banyak hal saking asyiknya sampai lupa waktu mandi karena terlalu malam (itu khusus kebiasaanku), Untuk anak-anak semalam apapun ngobrol gak pernah ga mandi walaupun alergi dinginnya yang parah dan esok harinya akan hatsyi berdentam dentam penuh dendam dan proses mengeluarkan lendir dari hidungnya seperti knalpot bajaj dipanaskan …. ssangat mengganggu tapi jadi bahan kelucuan yang kami ni’mati.

Keni’matanku yang berikutnya adalah aku sangat mengenal teman-teman anakku terutama teman dey, karena Cheetahku amat sangat rinci dalam mendeskripsikan teman-temannya dari mulai fisik, sifat, dan keluarga temannya…. Sampai-sampai aku merasa temannya adalah temanku juga… dan ketika ditakdirkan Allah ketemu langsung rasanya aku sudah mengenali lamaaa sekali (sebut gak yaa). Apa yang terjadi …. Heuheu … teman anakku jadi bingung kok ada ibu-ibu tua yang SKSD (sok kenal sok dekat), dan ribut kaya angin puting beliung.…. “Payaaah bikin maluu kata sisanguinis” heuheu bahagia rasanya bisa membuat anakku sok pura-pura marah...

Berjibun keni’matan yang dapat kami rasakan walaupun kami menurut BPS dan Bank Dunia adalah yang masih bekutat dengan “basic needed”. Kami memiliki kekayaan versi kami sendiri dan kami bahagia karenanya.

Sebetulnya cara paling jitu membangun kebahagiaan adalah dengan banyak bersyukur … klise ya…. Tapi bener kok … dan sebetulnya syukur dari puncak syukurku adalah kami sudah memilih kendaraan menujuNya yang dengannya aku tidak bingung karena variable pilihan hidupku sudah jelaaaas jelasss jelassss dan jelaassss ....... yaitu Laa roiba fihi huda lil muttaqiiin…… Alhamdulillahirobbil’alamiiiiin….

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wah..ngepost juga akhirnya..ada komentar dari si ehm..ehm..ga??