tentang DR. HIDAYAT NUR WAHID
Berikut adalah catatan seorang akh saudara kandung pimpinan MR yang sangat baik untuk kita ambil ibrahnya dari para qiyadah kita..dan terutama kepada para calon pejabat kita nanti.
AIR MATA SAYA MENETES DI RUMAH DR HIDAYAT NURWAHID
Bagikan: 10 Maret 2009 jam 2:35
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim,
Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan untuk ikut dalam acara buka bersama dengan Ketua MPR-RI, DR Muhammad Hidayat Nurwahid, MA di rumah dinasnya, kompleks Widya Chandra dengan beberapa ikhwah.
Ketika saya masuk ke rumah dinas beliau tsb, maka dalam hati saya bergumam sendiri: Alangkah sederhananya isi rumah ini. Saya melihat lagi dengan teliti, meja, kursi2, asesori yg ada, hiasan di dinding. Subhanallah, lebih sederhana dari rumah seorang camat sekalipun.
Ketika saya masuk ke rumah tsb saya memandang ke sekeliling, kebetulan ada disana Ketua DPR Agung Laksono, Wk Ketua MPR A.M Fatwa, Menteri Agama, dan sejumlah Menteri dari PKS (Mentan & Menpera) serta anggota DPR-RI, serta pejabat2 lainnya.
Lagi2 saya bergumam: Alangkah sederhananya pakaian beliau, tidak ada gelang dan cincin (seperti yg dipakai teman2 pejabat yg lain disana). Ternyata beliau masih ustaz Hidayat yg saya kenal dulu, yg membimbing tesis S2 saya dg judul: Islam & Perubahan Sosial (kasus di Pesantren PERSIS Tarogong Garut).
Terkenang kembali saat2 masa bimbingan penulisan tesis tsb, dimana saya pernah diminta datang malam hari setelah seharian aktifitas penuh beliau sebagai Presiden PKS, dan saya 10 orang tamu yg menunggu ingin bertemu. Saya kebagian yg terakhir, ditengah segala kelelahannya beliau masih menyapa saya dg senyum : MAA MAADZA MASAA'ILU YA NABIIL?
Lalu saya pandang kembali wajah beliau, kelihatan rambut yg makin memutih, beliau bolak-balik menerima tamu, saat berbuka beliau hanya sempat sebentar makan kurma & air, karena setelah beliau memimpin shalat magrib terus banyak tokoh yg berdatangan, ba'da isya & tarawih kami semua menyantap makanan, tapi beliau menerima antrian wartawan dalam & luar negeri yang ingin wawancara.
Tdk terasa airmata ana menetes, alangkah jauhnya ya ALLAH jihad ana dibandingkan dg beliau, saya masih punya kesempatan bercanda dg keluarga, membaca kitab dsb, sementara beliau benar2 sudah kehilangan privasi sebagai pejabat publik, sementara beliaupun lebih berat ujian kesabarannya untuk terus konsisten dlm kebenaran dan membela rakyat.
Tidaklah yg disebut istiqamah itu orang yg bisa istiqamah dlm keadaan di tengah2 berbagai kitab Fiqh dan Hadits seperti ana yg lemah ini. Adapun yg disebut istiqamah adalah orang yg mampu tetap konsisten di tengah berbagai kemewahan, kesenangan, keburukan, suap-menyuap dan lingkungan yang amat jahat dan menipu.
Ketika keluar dari rumah beliau saya melihat beberapa rumah diseberang yang mewah bagaikan hotel dg asesori lampu2 jalan yg mahal dan beberapa buah mobil mewah, lalu ana bertanya pd supir DR Hidayat: Rumah siapa saja yg diseberang itu? Maka jawabnya : Oh, itu rumah pak Fulan dan pak Fulan Menteri dari beberapa partai besar.
Dalam hati saya berkata: AlhamduliLLAH bukan menteri PKS. Saat pulang saya menyempatkan bertanya pd ustaz Hidayat: Ustaz, apakah nomor HP antum masih yg dulu? Jawab beliau: Benar ya akhi, masih yg dulu, tafadhal antum SMS saja ke ana, cuma afwan kalo jawabannya bisa beberapa hari atau bahkan beberapa minggu, maklum SMS yang masuk tiap hari ratusan ke saya.
Kembali airmata saya menetes. alangkah beratnya cobaan beliau & khidmah beliau untuk ummat ini, benarlah nabi SAW yang bersabda bahwa orang pertama yg dinaungi oleh ALLAH SWT di Hari Kiamat nanti adalah Pemimpin yang Adil. Sambil berjalan pulang saya berdoa : Ya ALLAH, semoga beliau dijadikan pemimpin yg adil & dipanjangkan umur serta diberikan kemudahan dlm memimpin negara ini. Aaamiin ya RABB.
Penulis: Nabil
Almusawa
e: nabielfuad@yahoo. com
Untuk Nyonya Wiwik Wiratmoko
Jazakumullah untuk kiriman tulisan ini... saya publikasikan di rumah saya ini biar sering saya baca
Selasa, 07 April 2009
Kamis, 02 April 2009
28 tahun lalu
Sepanjang Jalan Kenangan
Menyusuri kenangan itulah … yang saya rasakan kemarin tanggal 31 Maret 2009 …. Ya sejak Januari tahun 1980 saya baru menjejakan kaki kembali ke SPMA Negeri Bogor alias Lanbow School di Cibagung – Ciomas- Bogor yang telah berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) …
Saya terdampar di Bogor mulai pertengahan tahun 1977 pada saat itu Bogor benar-benar sesuai dengan julukannya Kota Hujan, sepanjang tahun hari-hari hujan, udaranya masih bBrrrrRr….dingin sekitar 18 – 20 derajat, di, Cibalagung, Muara, Ciomas kompleks sekolah kami yang luas….pagi-pagi masih berkabut….
Sekolah kami merupakan sekolah peninggalan Belanda dengan bangunan yang menjulang tinggi …. Agak kelihatan angker (soalnya bangunannya sampai atas didominasi batu kali... jadi kayak kastil di dongeng-dongeng Dracula yang carnivore hhe soalnya dracula vegetarian kesayangan kedua anak saya…. xixixi) yang dikelilingi pohon cemara yang berusia tua di selang-seling dengan pohon mahoni, dan flamboyan, serta ciri khas yang mencolok adalah bougenvil yang sudah seperti pohon besar saking tuanya berderet-deret rapih, menjadi kanopi halaman belakang tempat duduk-duduk ketika istirahat…. . (kayaknya sih asyyyik buat syuro … tapi masa saya adalah masa auuw ah gelap Hhe…)
Sekolah kami menerapkan kurikulum 40% teori, 60% praktek…. Ini dia yang paling susah dilupakan… praktek tindak agronomi melalui nyangkul yang baik dan benar waktunya jam 5.30 pagi para siswa sudah siap di sawah atau kebun praktek (bayangkan pagi-pagi yang dingiiiin disertai gerimis berkabut anak-anak ABG usia 15-16 tahun sudah harus nyangkul yang diawasi dengan ketat oleh si asisten praktek…. Huuuuy luarr biasaa berkesan)…. Nyangkul yang kami sebut Golf… jadi tempat penghangat tubuh kami di pagi hari….
Praktek lainnya antara lain mengendarai traktor besar, replanting kebun kopi, mengokulasi mangga, nyadap pohon karet, memerah susu sapi, dan meriksa umur sapi dengan melihat jumlah giginya, dan (ini dia yang bikin heboh si anak ABG jenis makhluk Mars)…. praktek nyuntik sapi alias menghamilkan…ups maksudnya membuntingkan sapi melalui inseminasi buatan wuaaaww… pasti deh pada viktor….(victor hutabarat yang pada saat itu masih NgtoB) Hhee….
Ada satu praktek lainnya yang bikin heboh yaitu memerah susu sapi yang sesuai teori… pertama dicuci yang bersih… dipegang yang bersahabat dan mantab, dst, dst, pokoknya jadi hebohhh…
Hasil praktek semuanya bisa dini’mati sepuasnya oleh kami… pernah berhari-hari saya hanya makan talas Bogor yang diolah sekemampuan saya….digoreng… dikukus…. dikripik…. Waah pokonya sampai rasa enak Talas Bogor yang dipanen sesuai teori musnah….hhheee….
Setelah 28 tahun berlalu…………….. tempat praktek kami yang beratur-ratus hektar sebagian besar sudah beralih fungsi jadi perumahan… gedung utama yang semakin kelihatan suram masih tetap ada namun di sisi kanan kiri bangunan utama sudah berdiri bangunan baru yang entah untuk apa… kekhasan Lanbow School agak tertutupi…
Dan yang paling menyedihkan adalah saat ini sudah tidak menerima Mahasiswa baru lagi sejak ada Keppres yang menyatakan bahwa pendidikan wajib diselenggarakan oleh DIKNAS….. tidak boleh oleh Departemen lainnya…………… huuuhuuu…. Lanbow School warisan Belanda di bidang pendidikan praktis pertanian…. Sudah di DELET oleh KEPPRES……saya harus berkata…yeah tidak ada yang abadi di dunia ini …(hiks..hiks)
Seperti time tunel kembali ke tahun 1978 – 1980 saya bertemu dengan teman-teman dan Guru saya Pak Iskandar (yang masih sepupuan dengan kakek saya) setelah 28 tahun tidak bertemu…. Saya baru menyadari Pak Is (demikian kami memanggil Pak Iskandar …..dan cucu beliau ada yang kuliah di Fasilkom dan FE … UI bow..) ternyata sudah renta sama rentanya dengan gedung sekolah kami…sungguh sangat mengharu biru bertemu lagi dengan beliau yang sangat mirip dengan kakek saya…. Beliau bilang ke teman-teman saya… “Aat ini cucu saya baru bertemu setelah 28 tahun berlalu” benar-benar saya jadi malu… gak pernah silaturahim kepadanya…..Sayang tidak semua bisa bertemu hanya berenam saja ini dia :
1. Edi yang dulu slengehan, sekarang juga tetep slengehan hhe… masih lucu… lucu yang slengehan… slengehana yang lucu… . dan si Edi ini yang paling reseh kalau lagi menghamilkan sapi alias inseminasi buatan (pasti Viktor)…. Edi terima kasih nasihatnya jangan joledar (tidak silaturahim)… jangan putus silaturahim….. sering-sering kontak… begitu kata Edi yang selalu akan kurekam di benak saya….
2. Reni Hansyah Purnamasari orang Cipanas campuran Minang yang sudah jadi nenek tapi masih tetep cantik dan begajulan ___ hhe piss__. Yap ini dia temen ngkos selama di Bogor (periode rumah bu Haji) yang ngajari saya nongkrong di tukang majalah di bawah pohon Filisium di Jl. Surya Kencana Pasar Bogor… di warung bu Wahab ngajari saya darmaji (dahar lima ngaku hiji), ngajari saya ngutang bakso bayar bulanan ke si mas-mas Kebumen …..pokoknya banyak hal yang didapat dari si cantik begajulan ini…… Reni ini jagoan berantem dengan siapapun, dan tidak takut dengan siapapun kecuali takut sama….. saya …..coz takut dibukain rahasianya… Wuahhahhhaaaa…
Konon saat ini Reni sudah meninggalkan dunia hitam menjadi berganti ke ubanan….. Hhehee....yah Reni mengaku sudah tobat dan sudah bergabung dengan ”komunitas Daarut Tauhid”.... Tentang Reni ini banyak sekele sejarah hidup saya di Bogor teranyam mungkin bisa berlembar-lembar pelepah korma untuk menuliskannya.... Reni... Reni.... oooww ... Reni.... pas ketemu setelah 28 tahun RUARR BIASA BAHAGIA... karena kita sudah berubah ya Ren.... Allah telah memberiNya jalan taubat....Insya Allah...... dan sayapun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk kampanye kebaikan.... milih NOMOR 8...NOMOR 8... NOMOR 8 ...(baca seperti si Mandra ngiklankan salah satu Partainya Para Artis itu loh).... piiiiissss Ren.... dan Reni sudah deal mau Nyontreng Nomor 8 ....hahaha....
3. Rohmah yang orang Gunung Salak murni..... bener loh Rohmah asli yang murni... murni yang asli..... orang Cimanglid, Kawasan Gunung Salak.... rumahnya ajah deket ke Curug Nangka, Gunung Salak.... saya sering menginap di rumahnya yang pada masa itu beerrrrR dingiiin bisa sampai 18 – 20 derajat. Sama almarhumah uminya sering dibuatkan manisan pala, dibuatkan kueh ampyang ... itu loh.... kelapa sangray atau kacang tanah sangray pake gula merah dipanaskan...crot...crot dibikin di atas papan/ ups talenan kamsudnya.... pokoknya uminya Rohmah tuhhh baiiiiik sekaliiiii, kami (saya, Reni dan Ai Jamil) yang sering memanfaatkan kebaikannya untuk berakhir pekan di Cimanglid untuk makan gratiz...... Tapi kini beliau telah berpulang keharibaanNya dan saya TIDAK TAHU huuuhuuuhuuu.......................................... dan 28 tahun yang lalu saja kami bertemu.... menyesakkan.... seperti sedang mendaki ke langit...hampa udara..... sesak....
Rohmah adalah sahabat terbaik saya yang pernah saya temui selama 28 tahun ini, orangnya tulus, hatinya bening sebening telaga alkautsar (saya kira), terbuka dan bersahabat sejak saya menjejaki Kota Bogor yang Masih BeRrrR dingin sekaleh pada tahun 1978 an.. Rohmah menawari kehangatan persahabatan..... dan saya sangat nyaman bersamanya.... Oya saya selalu seide dengannya. makasih yah Roh untuk kesejukan sekaligus kehangatan yang diberikan untuk saya diawal-awal terdampar di Bogor... moga bisa bersama di akhirat kelak.... begitukan???....
4. Nunung yang kalem dengan wajah teduh keibuan tidak banyak berubah hanya sedikit tambah beberapa kilo saja bobotnya ....sepertinya –huuy--. Nunung ini sejak awal masuk sekolah sudah diincer sama senior-senior (masa itu kan OSPEK yang gualak-gualak). Seperti di cerita-cerita novel Ashadi Siregar (Sirkuit Kemelut, Karmila, Cintaku di Kampus Biru, Widuri, dll) senior mengincar yunior kemudian happi ending ... pas keluar langsung deh ke KUA.... tak nunggu luama lageh.... alhamdulillah Nunung dan Kang Barja Tenaga Ahli di Pusat Penelitian Agroklimat Bogor tetap seperti dulu rukun mengalun lembut... aduh Nung... dikau ini .... bikin mupeng sarerea..... heuheuy deuh.....
5. Ai Jamil Rohilah si “neli” --nenek lieur katanya Reni mah-- coordinator silaturahim seluruh angkatan 1980. Ini dia si burung prenjak yang menclok sanah menclok sinih pecicilan, centil... huuuy kagak berubah sifatnya... tapi saya pangling padanya... bener-bener sampai pangling .... apa yak yang membuat pangling.... mungkin karena berjilbab yah dulu kan rambutnya panjang selalu diurai-burai-seburai-burainya... apalagi kalau lagi menghitung umur sapi melalui jumlah gigi susunya... (kan kita mengepit kepala sapi untuk kemudian membukakan mulut sapi) itu rambut bergerai merai membuat sapi-sapi kegelian .... tidak seperti Ariel Peterpan yang terkena rambut langsung ”ngilang ruhnya” kalau sapi yang jadi prakteknya Ai sih jadi adug-adugan... geli (persis kerbau di Brebes yang tak sudi dinaikin oleh P Sutrisno Bahir Ketua Partai Artis pas kampanye hari Senin 30 Maret lalu.... hhe saya pas nongton ketiwi-wi-wi... ngetawain... kebo yang heboh dinaiki Pak Bahir...... mungkin geli atau gimanah gituh... untung P bahir sigap loncat jadi gak keinjek kebo seperti saya waktu kecil....)
Oke saya analisa ah yang membuat Ai Jamilku bikin pangling ... hemmm apa yak Wooow mungkin mike up nya ya .... ya benar kan dulu gak pernah bermike up... dan jadi tambah putih gitu seh... Ai....Ai....Ai ...saya sayang kamu karena kamulah silaturahim kita bisa terangkai kembali... Dan kamulah yang mencari-cari saya ke Pasarminggu... tidak untuk yang lain tapi untuk saya... untuk ketemu saya subhanallah.... pasti Allah mencatat itu menjadi timbunan amal baik Ai Jamil Rohilah.... tentang silaturahim yang mengharukan ..... HEBAT ... Ai hebat teruslah begitu yak karena fadhilah silaturahim itu sangat tinggi nilainya.....
Banyak kisah yang terangkai bersama Ai Jamil si pecicilan yang baik hati, yang selalu menawarkan persaudaraan dengan siapapun ... yeah 28 tahun yang lalu atau mungkin 30 tahun yang lalu... saya sempat nginap di rumahnya, di Nagrak, Cibadak, Sukabumi yang sejuk... kenangan yang mendesir-desir... indah tiada peri......
6. Weweh si encik yang ngomongnya tetep gaya Hokian, yap dialah satu-satunya teman Hokian kami angkatan 1980.. dia tetap Budha (hhe.. agak sara ya Weh) sampai sekarang kalau ada pelajaran agama, persis seperti kelas berkebutuhan khusus yang muridnya cuman satu Weweh ....sepertinya sekolah sayapun tetap semangat untuk tetep mendatangkan Guru bagi Weweh sahajah.....
Weweh orangnya rame, ketawanya gak disembunyikan alias dikeluarkan semua dengan desibel tertinggi yang dimiliki...
Kemarin kami berenam makan siang di Bondongan dekat rumah Weweh persisnya sih Optiknya Weweh ( ssst bukan optik sapi ... tapi ini benar-benar optik untuk Reni hhe...).. jadi Weweh yang biasa nyuntik sapi alias membuat sapi hamil sekarang bunting haluan ups... maksudnya banting haluan... membantu orang berpenampilan berbeda... dengan kacamata..... huewehweh......
7. Titin alias Onong alias Nyonyah Lukman Effendi ini dia si begeng seperti Gepeng kalau sekarang sih Titin persis “protipe ibu-ibu Dharmawanita” yang suaminya sukses menjadi pejabat teras....
Titin ini walau begeng yang paling cepet laku ditembak teman seangkatan... pas Ospek ajah dia sudah ada yang bantu ini bantu itu bersama-sama Lukman Efendi.. sejak itu panggilannya sudah Nyonyah Lukman dan alhamdulillah sampai sekarangpun tetap Nyonyah Lukman...
Dulu kita suka ngeledek Lukman suka dengan tulang saking kurusnya Titin.... tapi sekarang Titin woww ...Lukman sudah menimbunkan daging di tubuh Titin Wuakakak.....
Gak banyak yang bisa diceritakan dari Titin selain selalu kayak dilem sama Lukman selalu bersama-sama... dimana ada Titin pasti ada Lukman... Titin dan Lukman paket angkatan 80 yang happy end.... saat ini Lukman sudah Doktor dari IPB dan sudah punya cucu.... huuuy.... keren .....euy............................
Apa yang bisa saya ambil manfaatnya dari menelurusi waktu ke 28 tahun yang lalu.... ada banget tentu.... yang pasti silaturahim dan menurut Rasulullah SAW silaturahim akan memperpanjang umur, memuliakan, mendatangkan rejeki... tentu saja saat KAMPANYE yang tepat bagi saya..... lumayan 6 orang ....
Sebelum ketemu mereka, saya datang lengkap dengan aktribut Partai Kita Semua yang saya punya.... dan terus memepet mereka dengan hujah semampu saya...tapi ternyata teman-teman saya itu sebelumnya juga sudah cenderung kok dengan PKS....
Jadi deh saya dengan gaya Mandra yang berkoar-koar... Contreng Nomor 8.... nomor 8..... nomor 8......
Alhamdulillah...... menyusuri kenangan yang mendatangkan multi manfaat........
Menyusuri kenangan itulah … yang saya rasakan kemarin tanggal 31 Maret 2009 …. Ya sejak Januari tahun 1980 saya baru menjejakan kaki kembali ke SPMA Negeri Bogor alias Lanbow School di Cibagung – Ciomas- Bogor yang telah berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) …
Saya terdampar di Bogor mulai pertengahan tahun 1977 pada saat itu Bogor benar-benar sesuai dengan julukannya Kota Hujan, sepanjang tahun hari-hari hujan, udaranya masih bBrrrrRr….dingin sekitar 18 – 20 derajat, di, Cibalagung, Muara, Ciomas kompleks sekolah kami yang luas….pagi-pagi masih berkabut….
Sekolah kami merupakan sekolah peninggalan Belanda dengan bangunan yang menjulang tinggi …. Agak kelihatan angker (soalnya bangunannya sampai atas didominasi batu kali... jadi kayak kastil di dongeng-dongeng Dracula yang carnivore hhe soalnya dracula vegetarian kesayangan kedua anak saya…. xixixi) yang dikelilingi pohon cemara yang berusia tua di selang-seling dengan pohon mahoni, dan flamboyan, serta ciri khas yang mencolok adalah bougenvil yang sudah seperti pohon besar saking tuanya berderet-deret rapih, menjadi kanopi halaman belakang tempat duduk-duduk ketika istirahat…. . (kayaknya sih asyyyik buat syuro … tapi masa saya adalah masa auuw ah gelap Hhe…)
Sekolah kami menerapkan kurikulum 40% teori, 60% praktek…. Ini dia yang paling susah dilupakan… praktek tindak agronomi melalui nyangkul yang baik dan benar waktunya jam 5.30 pagi para siswa sudah siap di sawah atau kebun praktek (bayangkan pagi-pagi yang dingiiiin disertai gerimis berkabut anak-anak ABG usia 15-16 tahun sudah harus nyangkul yang diawasi dengan ketat oleh si asisten praktek…. Huuuuy luarr biasaa berkesan)…. Nyangkul yang kami sebut Golf… jadi tempat penghangat tubuh kami di pagi hari….
Praktek lainnya antara lain mengendarai traktor besar, replanting kebun kopi, mengokulasi mangga, nyadap pohon karet, memerah susu sapi, dan meriksa umur sapi dengan melihat jumlah giginya, dan (ini dia yang bikin heboh si anak ABG jenis makhluk Mars)…. praktek nyuntik sapi alias menghamilkan…ups maksudnya membuntingkan sapi melalui inseminasi buatan wuaaaww… pasti deh pada viktor….(victor hutabarat yang pada saat itu masih NgtoB) Hhee….
Ada satu praktek lainnya yang bikin heboh yaitu memerah susu sapi yang sesuai teori… pertama dicuci yang bersih… dipegang yang bersahabat dan mantab, dst, dst, pokoknya jadi hebohhh…
Hasil praktek semuanya bisa dini’mati sepuasnya oleh kami… pernah berhari-hari saya hanya makan talas Bogor yang diolah sekemampuan saya….digoreng… dikukus…. dikripik…. Waah pokonya sampai rasa enak Talas Bogor yang dipanen sesuai teori musnah….hhheee….
Setelah 28 tahun berlalu…………….. tempat praktek kami yang beratur-ratus hektar sebagian besar sudah beralih fungsi jadi perumahan… gedung utama yang semakin kelihatan suram masih tetap ada namun di sisi kanan kiri bangunan utama sudah berdiri bangunan baru yang entah untuk apa… kekhasan Lanbow School agak tertutupi…
Dan yang paling menyedihkan adalah saat ini sudah tidak menerima Mahasiswa baru lagi sejak ada Keppres yang menyatakan bahwa pendidikan wajib diselenggarakan oleh DIKNAS….. tidak boleh oleh Departemen lainnya…………… huuuhuuu…. Lanbow School warisan Belanda di bidang pendidikan praktis pertanian…. Sudah di DELET oleh KEPPRES……saya harus berkata…yeah tidak ada yang abadi di dunia ini …(hiks..hiks)
Seperti time tunel kembali ke tahun 1978 – 1980 saya bertemu dengan teman-teman dan Guru saya Pak Iskandar (yang masih sepupuan dengan kakek saya) setelah 28 tahun tidak bertemu…. Saya baru menyadari Pak Is (demikian kami memanggil Pak Iskandar …..dan cucu beliau ada yang kuliah di Fasilkom dan FE … UI bow..) ternyata sudah renta sama rentanya dengan gedung sekolah kami…sungguh sangat mengharu biru bertemu lagi dengan beliau yang sangat mirip dengan kakek saya…. Beliau bilang ke teman-teman saya… “Aat ini cucu saya baru bertemu setelah 28 tahun berlalu” benar-benar saya jadi malu… gak pernah silaturahim kepadanya…..Sayang tidak semua bisa bertemu hanya berenam saja ini dia :
1. Edi yang dulu slengehan, sekarang juga tetep slengehan hhe… masih lucu… lucu yang slengehan… slengehana yang lucu… . dan si Edi ini yang paling reseh kalau lagi menghamilkan sapi alias inseminasi buatan (pasti Viktor)…. Edi terima kasih nasihatnya jangan joledar (tidak silaturahim)… jangan putus silaturahim….. sering-sering kontak… begitu kata Edi yang selalu akan kurekam di benak saya….
2. Reni Hansyah Purnamasari orang Cipanas campuran Minang yang sudah jadi nenek tapi masih tetep cantik dan begajulan ___ hhe piss__. Yap ini dia temen ngkos selama di Bogor (periode rumah bu Haji) yang ngajari saya nongkrong di tukang majalah di bawah pohon Filisium di Jl. Surya Kencana Pasar Bogor… di warung bu Wahab ngajari saya darmaji (dahar lima ngaku hiji), ngajari saya ngutang bakso bayar bulanan ke si mas-mas Kebumen …..pokoknya banyak hal yang didapat dari si cantik begajulan ini…… Reni ini jagoan berantem dengan siapapun, dan tidak takut dengan siapapun kecuali takut sama….. saya …..coz takut dibukain rahasianya… Wuahhahhhaaaa…
Konon saat ini Reni sudah meninggalkan dunia hitam menjadi berganti ke ubanan….. Hhehee....yah Reni mengaku sudah tobat dan sudah bergabung dengan ”komunitas Daarut Tauhid”.... Tentang Reni ini banyak sekele sejarah hidup saya di Bogor teranyam mungkin bisa berlembar-lembar pelepah korma untuk menuliskannya.... Reni... Reni.... oooww ... Reni.... pas ketemu setelah 28 tahun RUARR BIASA BAHAGIA... karena kita sudah berubah ya Ren.... Allah telah memberiNya jalan taubat....Insya Allah...... dan sayapun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk kampanye kebaikan.... milih NOMOR 8...NOMOR 8... NOMOR 8 ...(baca seperti si Mandra ngiklankan salah satu Partainya Para Artis itu loh).... piiiiissss Ren.... dan Reni sudah deal mau Nyontreng Nomor 8 ....hahaha....
3. Rohmah yang orang Gunung Salak murni..... bener loh Rohmah asli yang murni... murni yang asli..... orang Cimanglid, Kawasan Gunung Salak.... rumahnya ajah deket ke Curug Nangka, Gunung Salak.... saya sering menginap di rumahnya yang pada masa itu beerrrrR dingiiin bisa sampai 18 – 20 derajat. Sama almarhumah uminya sering dibuatkan manisan pala, dibuatkan kueh ampyang ... itu loh.... kelapa sangray atau kacang tanah sangray pake gula merah dipanaskan...crot...crot dibikin di atas papan/ ups talenan kamsudnya.... pokoknya uminya Rohmah tuhhh baiiiiik sekaliiiii, kami (saya, Reni dan Ai Jamil) yang sering memanfaatkan kebaikannya untuk berakhir pekan di Cimanglid untuk makan gratiz...... Tapi kini beliau telah berpulang keharibaanNya dan saya TIDAK TAHU huuuhuuuhuuu.......................................... dan 28 tahun yang lalu saja kami bertemu.... menyesakkan.... seperti sedang mendaki ke langit...hampa udara..... sesak....
Rohmah adalah sahabat terbaik saya yang pernah saya temui selama 28 tahun ini, orangnya tulus, hatinya bening sebening telaga alkautsar (saya kira), terbuka dan bersahabat sejak saya menjejaki Kota Bogor yang Masih BeRrrR dingin sekaleh pada tahun 1978 an.. Rohmah menawari kehangatan persahabatan..... dan saya sangat nyaman bersamanya.... Oya saya selalu seide dengannya. makasih yah Roh untuk kesejukan sekaligus kehangatan yang diberikan untuk saya diawal-awal terdampar di Bogor... moga bisa bersama di akhirat kelak.... begitukan???....
4. Nunung yang kalem dengan wajah teduh keibuan tidak banyak berubah hanya sedikit tambah beberapa kilo saja bobotnya ....sepertinya –huuy--. Nunung ini sejak awal masuk sekolah sudah diincer sama senior-senior (masa itu kan OSPEK yang gualak-gualak). Seperti di cerita-cerita novel Ashadi Siregar (Sirkuit Kemelut, Karmila, Cintaku di Kampus Biru, Widuri, dll) senior mengincar yunior kemudian happi ending ... pas keluar langsung deh ke KUA.... tak nunggu luama lageh.... alhamdulillah Nunung dan Kang Barja Tenaga Ahli di Pusat Penelitian Agroklimat Bogor tetap seperti dulu rukun mengalun lembut... aduh Nung... dikau ini .... bikin mupeng sarerea..... heuheuy deuh.....
5. Ai Jamil Rohilah si “neli” --nenek lieur katanya Reni mah-- coordinator silaturahim seluruh angkatan 1980. Ini dia si burung prenjak yang menclok sanah menclok sinih pecicilan, centil... huuuy kagak berubah sifatnya... tapi saya pangling padanya... bener-bener sampai pangling .... apa yak yang membuat pangling.... mungkin karena berjilbab yah dulu kan rambutnya panjang selalu diurai-burai-seburai-burainya... apalagi kalau lagi menghitung umur sapi melalui jumlah gigi susunya... (kan kita mengepit kepala sapi untuk kemudian membukakan mulut sapi) itu rambut bergerai merai membuat sapi-sapi kegelian .... tidak seperti Ariel Peterpan yang terkena rambut langsung ”ngilang ruhnya” kalau sapi yang jadi prakteknya Ai sih jadi adug-adugan... geli (persis kerbau di Brebes yang tak sudi dinaikin oleh P Sutrisno Bahir Ketua Partai Artis pas kampanye hari Senin 30 Maret lalu.... hhe saya pas nongton ketiwi-wi-wi... ngetawain... kebo yang heboh dinaiki Pak Bahir...... mungkin geli atau gimanah gituh... untung P bahir sigap loncat jadi gak keinjek kebo seperti saya waktu kecil....)
Oke saya analisa ah yang membuat Ai Jamilku bikin pangling ... hemmm apa yak Wooow mungkin mike up nya ya .... ya benar kan dulu gak pernah bermike up... dan jadi tambah putih gitu seh... Ai....Ai....Ai ...saya sayang kamu karena kamulah silaturahim kita bisa terangkai kembali... Dan kamulah yang mencari-cari saya ke Pasarminggu... tidak untuk yang lain tapi untuk saya... untuk ketemu saya subhanallah.... pasti Allah mencatat itu menjadi timbunan amal baik Ai Jamil Rohilah.... tentang silaturahim yang mengharukan ..... HEBAT ... Ai hebat teruslah begitu yak karena fadhilah silaturahim itu sangat tinggi nilainya.....
Banyak kisah yang terangkai bersama Ai Jamil si pecicilan yang baik hati, yang selalu menawarkan persaudaraan dengan siapapun ... yeah 28 tahun yang lalu atau mungkin 30 tahun yang lalu... saya sempat nginap di rumahnya, di Nagrak, Cibadak, Sukabumi yang sejuk... kenangan yang mendesir-desir... indah tiada peri......
6. Weweh si encik yang ngomongnya tetep gaya Hokian, yap dialah satu-satunya teman Hokian kami angkatan 1980.. dia tetap Budha (hhe.. agak sara ya Weh) sampai sekarang kalau ada pelajaran agama, persis seperti kelas berkebutuhan khusus yang muridnya cuman satu Weweh ....sepertinya sekolah sayapun tetap semangat untuk tetep mendatangkan Guru bagi Weweh sahajah.....
Weweh orangnya rame, ketawanya gak disembunyikan alias dikeluarkan semua dengan desibel tertinggi yang dimiliki...
Kemarin kami berenam makan siang di Bondongan dekat rumah Weweh persisnya sih Optiknya Weweh ( ssst bukan optik sapi ... tapi ini benar-benar optik untuk Reni hhe...).. jadi Weweh yang biasa nyuntik sapi alias membuat sapi hamil sekarang bunting haluan ups... maksudnya banting haluan... membantu orang berpenampilan berbeda... dengan kacamata..... huewehweh......
7. Titin alias Onong alias Nyonyah Lukman Effendi ini dia si begeng seperti Gepeng kalau sekarang sih Titin persis “protipe ibu-ibu Dharmawanita” yang suaminya sukses menjadi pejabat teras....
Titin ini walau begeng yang paling cepet laku ditembak teman seangkatan... pas Ospek ajah dia sudah ada yang bantu ini bantu itu bersama-sama Lukman Efendi.. sejak itu panggilannya sudah Nyonyah Lukman dan alhamdulillah sampai sekarangpun tetap Nyonyah Lukman...
Dulu kita suka ngeledek Lukman suka dengan tulang saking kurusnya Titin.... tapi sekarang Titin woww ...Lukman sudah menimbunkan daging di tubuh Titin Wuakakak.....
Gak banyak yang bisa diceritakan dari Titin selain selalu kayak dilem sama Lukman selalu bersama-sama... dimana ada Titin pasti ada Lukman... Titin dan Lukman paket angkatan 80 yang happy end.... saat ini Lukman sudah Doktor dari IPB dan sudah punya cucu.... huuuy.... keren .....euy............................
Apa yang bisa saya ambil manfaatnya dari menelurusi waktu ke 28 tahun yang lalu.... ada banget tentu.... yang pasti silaturahim dan menurut Rasulullah SAW silaturahim akan memperpanjang umur, memuliakan, mendatangkan rejeki... tentu saja saat KAMPANYE yang tepat bagi saya..... lumayan 6 orang ....
Sebelum ketemu mereka, saya datang lengkap dengan aktribut Partai Kita Semua yang saya punya.... dan terus memepet mereka dengan hujah semampu saya...tapi ternyata teman-teman saya itu sebelumnya juga sudah cenderung kok dengan PKS....
Jadi deh saya dengan gaya Mandra yang berkoar-koar... Contreng Nomor 8.... nomor 8..... nomor 8......
Alhamdulillah...... menyusuri kenangan yang mendatangkan multi manfaat........
Langganan:
Postingan (Atom)